PERTUNJUKAN WAYANG “PAKELIRAN PADAT” SEBAGAI ALTERNATIF MEMBANGKITKAN RASA MENYUKAI WAYANG DAN MUSIK GAMELAN
Abstract
Abstrak
Pertunjukan wayang dan gamelan di berbagai tempat, termasuk di
lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), seringkali
berlangsung memprihatinkan. Penonton dari kalangan mahasiswa biasanya sangat
sedikit. Gejala ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, terutama berkaitan dengan
faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya ketertarikan mahasiswa terhadap
keseniaan wayang dan pertunjukan gamelan.
Penelitian yang telah dilakukan pada Mei 2012 menunjukkan bahwa
persepsi mahasiswa terhadap wayang dan gamelan ternyata positif. Hal ini
berbeda secara nyata (signifikan) dengan keadaan sebelumnya (beberapa bulan
sebelum adanya pertunjukan wayang dan gamelan), selisih mean antara sebelum
dan sesudah pertunjukkan sebesar 5,133 dengan signifikansi 0,012 lebih kecil
daripada 0,05.
Fakta di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan persepsi
mahasiswa terhadap wayang dan gamelan secara signifikan. Oleh karena persepsi
dalam penelitian ini dimaknai bahwa apabila positif artinya menyukai/mencintai,
maka terjadinya peningkatan persepsi antara sebelum dan sesudah pertunjukan
wayang dan gamelan menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan rasa
menyukai/mencintai terhadap wayang dan gamelan.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa peningkatan rasa suka terhadap
pertunjukan wayang dan gamelan disebabkan pagelaran tidak berlangsung
semalam suntuk, seperti biasanya wayang digelar. Pertunjukan wayang yang tidak
berlangsung semalam suntuk inilah yang dinamakan dengan “Pakeliran Padat”.
Dengan demikian, pergelaran wayang dengan “Pakeliran Padat” dapat
dikembangkan sebagai alternatif membangkitkan rasa menyukai/mencintai
terhadap wayang dan gamelan.
Pertunjukan wayang dan gamelan di berbagai tempat, termasuk di
lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), seringkali
berlangsung memprihatinkan. Penonton dari kalangan mahasiswa biasanya sangat
sedikit. Gejala ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, terutama berkaitan dengan
faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya ketertarikan mahasiswa terhadap
keseniaan wayang dan pertunjukan gamelan.
Penelitian yang telah dilakukan pada Mei 2012 menunjukkan bahwa
persepsi mahasiswa terhadap wayang dan gamelan ternyata positif. Hal ini
berbeda secara nyata (signifikan) dengan keadaan sebelumnya (beberapa bulan
sebelum adanya pertunjukan wayang dan gamelan), selisih mean antara sebelum
dan sesudah pertunjukkan sebesar 5,133 dengan signifikansi 0,012 lebih kecil
daripada 0,05.
Fakta di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan persepsi
mahasiswa terhadap wayang dan gamelan secara signifikan. Oleh karena persepsi
dalam penelitian ini dimaknai bahwa apabila positif artinya menyukai/mencintai,
maka terjadinya peningkatan persepsi antara sebelum dan sesudah pertunjukan
wayang dan gamelan menjelaskan bahwa telah terjadi peningkatan rasa
menyukai/mencintai terhadap wayang dan gamelan.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa peningkatan rasa suka terhadap
pertunjukan wayang dan gamelan disebabkan pagelaran tidak berlangsung
semalam suntuk, seperti biasanya wayang digelar. Pertunjukan wayang yang tidak
berlangsung semalam suntuk inilah yang dinamakan dengan “Pakeliran Padat”.
Dengan demikian, pergelaran wayang dengan “Pakeliran Padat” dapat
dikembangkan sebagai alternatif membangkitkan rasa menyukai/mencintai
terhadap wayang dan gamelan.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v12i2.3157
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats