REPRESENTATION OF JAVANESE MESSIANIC MANIFESTO IN THE DOMAIN OF IMPERIAL LITERATURES
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk melacak dan mendeskripsikan representasi manifesto messianisme Java pada ranah karya-karya sastra keraton. Sejak semula, masyarakat Jawa memiliki ideologi tentang manifesto messianisme sebagai identitas kultural. Pada ranah politik kerajaan Jawa, sebenarnya ideologi ini dianggap sebagai wahana orientasi kosmik. Sejak era kerajaan Kediri, masa kebudayaan Jawa-Kuna (Jawa Hindu-Buddha), hingga era kerajaan Mataram, masa kebudayaan Jawa-Islam; para 'rakawi' dan 'pujangga' telah mengadopsi, mengembangkan, mengkristalkan, mereformulasikan, bahkan telah merekayasa ulang tentang episteme messianik Jawa melalui proses pengimitasian konsep messianisme Kitab-kitab Suci dari peradaban Semit (Arab) dan Arya (India). Temuan yang berkaitan dengan pengaruh kultur keagamaan manca tentang manifesto messianisme asing dalam teks-teks tertulis berbahasa Jawa, dapat dianalisis melalui karya-karya sastra keraton yang menyuarakan kronologi profetisme Jawa, seperti Kakawin Bharatayudha, Kakawin Sutasoma, dan Kitab Primbon Quraisy Adammakna. Dalam sejarah sastra Jawa, karya-karya sastra yang bersifat messianik, yang digubah oleh para penulis keraton, kenyataannya telah menciptakan konsep yang tidak berbeda, meskipun mereka menggunakan istilah-istilah religiositas dari agama Hindu, Buddha, maupun Islam. Dalam konteks ini, ideologi messianistik Jawa dapat diidentifikasi dan direpresentasi melalui dua hal (1) orientasi messiansime etnik yang merujuk pada paradigma identitas kultural Jawa, dan (2) orientasi eskatologi messianisme Jawa Islam.
Key words : Hindu, Buddha, Islam, Indic, Semitic, Brahmanic, Abrahamic, incarnation, Javanese, messianic episteme.
Full Text:
PDFReferences
Barthes, Roland. 1981. ”Theory of the Text” in Robert Young (ed.). Untying the Text. London: Routledge.
Davis, Robert Con and Ronald Schleifer. 1986. Contemporary Literary Criticism:
Literary and Cultural Studies, 3rd edition. New York & London: Longman.
Hudoyo, R.M.S. Suryo. 1990. Serat Bagawad Gita. Surabaya: Yayasan Djojo Bojo.
Kartoatmodjo, Martinus Maria Sukarto. 1985. Harijadi Kediri. Yogyakarta: Lembaga Javanologi Universitas Kadiri.
Kristeva, Julia. 1980. “Word, Dialogue, and Novel”, in Leon S. Roudiez (ed.), Desire and Language, trans., Thomas Gora et.al. New York: Columbia UP.
Maswinara, I. Wayan. 1999. Bhagawad Gita Dalam Bahasa Inggris dan Indonesia. Surabaya: Paramita.
Menaka, I Made. 1990. Bhagavadgita. Singaraja: Yayasan Kawi Sastra Mandala.
Prabhupâda, A.C. Bhaktivedanta Swami. 1972. Úrîmad-Bhâgavatam, first canto (part one-chapters 1-7). Bombay: the Bhaktivedanta Book Trust.
Prabhupâda, A.C. Bhaktivedanta Swami.1986. Bhagavad-Gîtâ As It is. Mumbai: the Bhaktivedanta Book Trust.
Sheridan, Daniel. P. 1986. the Advaitic Theism of the Bhâgavata Purâna. Delhi: Motilal Banarsidass.
Santosa, Soewito. 1975. Sutasoma: A Study in Javanese Wajrayana. New Delhi: International Academy of Indian Culture.
Wirjosuparto, Sutjipto. 1996. Kakawin Bharatyudha. Jakarta: Penerbit Bhatara.
Soembogo, Wibatsu Harianto (ed.). n.t. Kitab Primbon Quraisyn Adammakna: Serat Jangka Jayabaya. Yogyakarta: CV Buana Raya.
Waddell, L. Austine. 1972. Tibetan Buddhism. New York: Dover Publications.
DOI: https://doi.org/10.21831/diksi.v14i1.6541
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2007 DIKSI
Jurnal Diksi is published by Faculty of Languages, Arts, and Culture, Universitas Negeri Yogyakarta. It is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Based on a work at http://journal.uny.ac.id/index.php/diksi
Our Journal has been Indexed by:
Diksi Journal is published by the Faculty of Languages, Arts, and Culture Universitas Negeri Yogyakarta in collaboration with Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia (HISKI)
Supervised by: