PERANCANGAN BATIK TULIS DENGAN MEMANFAATKAN VISUAL GRAFFITI
Adji Isworo Josef, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Abstract
Batik merupakan budaya yang berasal dari rakyat dan selalu berkembang mengikuti zaman dan lingkungan. Pengembangan dari perancangan batik dilakukan untuk membuka kemungkinan-kemungkinan baru ke arah yang lebih luas lagi, dengan eksplorasi visual dan berani menerobos batasan-batasan batik konvensional. Tujuan dari perancangan batik ini adalah menghasilkan variasi produk batik tulis yang ditujukan untuk wanita usia 19- 25 tahun. Metode yang digunakan terdiri dari metode perancangan dengan teori Collin Clipson, konsep perancangan, dan visualisasi. Seluruh rancangan desain memanfaatkan visual graffiti menjadi motif utama. Visual graffiti menjadikan batik yang dikembangkan unik, karena tidak hanya sebagai bentuk ekspresi seni, graffiti juga digunakan sebagai media komunikasi. Kata atau kalimat yang diolah menjadi graffiti menggunakan tema streetfood yang ada di Indonesia. Pengolahan nama streetfood Indonesia yang dieksplor menjadi graffiti diambil sebagai simbol budaya populer yang ada di Indonesia dengan tetap mempertahankan nilai tradisi pada batik itu sendiri. Hasil dari perancangan ini adalah produk berupa kain batik dan busana ready-to-wear.
Kata Kunci: batik tulis, graffiti, streetfood
BATIK TULIS DESIGN USING VISUAL GRAFFITI
Abstract
Batik is a people-based culture that evolves with the times and the surroundings. By aesthetic research and daring to push the limitations of conventional batik, the evolution of batik design aims to offer new possibilities in a larger direction. This batik design intends to provide a variety of written batik products aimed at women between 19 and 25. The design process employed combines Collin Clipson theory, design concepts, and visualization. Each design incorporates visual graffiti as the primary motif. Visual graffiti distinguishes developed batik from others, as graffiti is utilized as a means of communication in addition to aesthetic expression. Words or statements that have been transformed into graffiti use the theme of Indonesian street food. The transformation of Indonesian street food names into graffiti serves as a sign of popular culture in Indonesia while preserving the traditional value of batik. The results of this design are batik cloth and ready-to-wear clothing.
Keywords: batik tulis, graffiti, streetfood
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kaneva, N. 2011. Nation Branding: Toward an Agenda for Critical Research. International Journal of Communication 5 (2011), 117–141
Naguib, S. 2016. Engaged Ephemeral Art: Street Art and the Egyptian Arab Spring. Transcultural Studies 2016/2
Natanhia, C. A. 2016. Kekayaan Bahari Indonesia Sebagai Sumber Ide Perancangan Batik Gaya Doodle. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Poespo, G. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Prasetyo. 2016. Karakteristik Motif Batik Kendal Interpretasi dari Wilayah dan Letak Geografis, Jurnal Imajinasi.
Riyanto, A. A. 2003. Teori Busana. Bandung : Yapemdo
Rizali, N. 2018. Metode Perancangan Tekstil. Surakarta: UNS Press
Rockower, P. 2014. The State of Gastrodiplomacy. Public Diplomacy Magazine, 11(Winter), 13–16
Santosa, D. H. 2002. Batik: Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Solo: Danar Hadi
Susanto, M. 2012. DIKSI RUPA: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa. Yogyakarta : DictiArt Lab & Djagad Art House
Tsoumas, J. 2011. The aesthetic impact of graffiti art on modern Greek urban landscape. Ángulo Recto. Vol. 3, No. 2
Wibowo, A. S. 2014. Desain Motif Batik Kontemporer dengan Sumber Ide Robot. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Wicandra, O. B. & Angkadjaja, S. N. 2005. Efek Ekologi Visual dan Sosio Kultural Melalui Graffiti Artistik di Surabaya, Jurnal Nirmana.
Winarno, F. G. 1993. Makanan Jajanan. Laporan Akhir Proyek Makanan Jajanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
DOI: https://doi.org/10.21831/imaji.v19i2.40603
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Supervised by
Our Journal has been Indexed by:
View My Stats