Yoghurt berbahan dasar susu kambing sebagai embrio usaha mikro masyarakat
Abstract
Upaya pemulihan ekonomi kehidupan masyarakat pasca erupsi gunung Merapi sangat membutuhkan sinergi antar komunitas yang ada. Artikel IbM ini bertujuan untuk mendeskripsikan usaha untuk menciptakan sinergi antara kelompok wanita tani “Adem Ayem” dengan kelompok peternak kambing “Sido Makmur” Huntap Gondang 3 Desa Wukirsari Kabupaten Sleman. IbM ini menerapkan inovasi melalui transfer IPTEK berupa pembuatan yoghurt berbahan dasar susu kambing, yang diharapkan menjadi stimulus munculnya embrio usaha. Manfaat kegiatan IbM ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual susu kambing serta pemberdayaan perempuan. Metode yang digunakan dalam kegiatan IbM ini adalah pendampingan, pelatihan, pengadaan alat, bimbingan teknis. Evaluasi kegiatan dilakukan secara internal dan eksternal. Berdasarkan berbagai kegiatan IbM yang telah dilaksanakan dengan baik dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari aspek produksi, melalui berbagai pelatihan, pendampingan dan bimbingan teknis yang dilakukan, kedua mitra mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mitra dalam berbagai hal. Inovasi yang dilakukan melalui transfer IPTEK dengan mengolah susu kambing menjadi yoghurt telah memberikan dampak ekonomis secara nyata. Dukungan perangkat desa maupun kepala desa sangat membantu dalam mengembangkan hasil karya kelompok mitra IbM di masa datang, terutama dalam hal pemasaran.
Yogurt made from goat's milk as an embryo for community micro-enterprises
Efforts to restore the economy of people's lives after the eruption of Mount Merapi need synergy among existing communities. This IbM article aims to describe efforts to create a synergy between the women farmer group "Adem Ayem" and the goat breeder group "Sido Makmur" Huntap Gondang 3 Wukirsari Village, Sleman Regency. This IbM applies innovation through science and technology transfer in making yogurt made from goat's milk, which is expected to be a stimulus for the emergence of business embryos. The benefits of this IbM activity are expected to increase the selling value of goat's milk and empower women. The methods used in this IbM activity are mentoring, training, equipment procurement, and technical guidance. Evaluation of activities is carried out internally and externally. Based on various well-implemented IbM activities, it can be concluded that in terms of production, the two partners were able to improve their abilities and skills through various pieces of training, assistance, and technical guidance. Innovations made through the transfer of science and technology by processing goat's milk into yogurt have had a real economic impact. The support of village officials and village heads is beneficial in developing the work of the IbM partner group in the future, especially in terms of marketing.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Hatten, T. S. (2012). Small business management: Entrepreneurship and beyond (5th ed.). USA: South-Western Cengage Learning.
Kemenristekdikti Republik Indonesia. (2016). Panduan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Edisi X). Jakarta: Kemristekdikti.
LPPM UPN “Veteran” Yogyakarta. (2014). Pedoman penelitian dan pengabdian masyarakat. Yogyakarta: UPN.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi Revisi, Cetakan X). Bandung: Remaja Rosda Karya.
Pemkab Sleman. (2011-2015). Gambaran umum kondisi daerah Sleman. Sleman: Pemkab Sleman.
Prayitno, S. (2011). Panduan praktis menyusun rencana usaha menggunakan pendekatan PRA (Participatory Rural Appraisal). Yogyakarta: Ajda Press.
Sirait, C. H. (1984). Proses Pengolahan Susu menjadi Yoghurt. WARTAZOA, 1(4).
Tampubolon, J., Sugihen, B. G., Samet, M., Susanto, Dj., & Sumardjo. (2006). Pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan kelompok usaha bersama (KUBE), Jurnal Penyuluhan, 2(2).
DOI: https://doi.org/10.21831/ino.v22i2.15905
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 INOTEK
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.