PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN DAN MENGANALISIS SOAL TES BAGI GURU SMP SE D.I. YOGYAKARTA
Djemari Mardapi, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Bambang Subali, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Pujiati Suyata, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
Abstract
Menurut survei yang dilakukan Pusbangsijian Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta tahun 1995 kemampuan guru SMP dalam menyusun dan menganalisis soal tes sang at rendah, Oleh karena itu Pusbangsijian merasa terpanggil untuk melakukan pelatihan dan pembinaan penyusunan dan analisis soal tes bagi guru SMP se D.1. Yogyakarta.
Sesuai dengan permasalahannya, tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru SMP dan menyusun dan menganalisis soal tes, baik soal tes bentuk uraian maupun bentuk objektif Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah pelatihan dan pembinaan. Selain metode ceramah dan diskusi, metode latihan dan pemberian tugas juga digunakan dalam pelatihan ini. Pada waktu-waktu tertentu. Tim pelatih mengunjungi seko1ah tempat peserta pelatihan mengajar. Dengan kunjungan ini Tim pelatih dapat memantau kegiaan peserta dan memberikan bantuan atau bimbingan bila peserta dan memberikan bantuan atau bimbingan bila peserta mengalami kesulitan dalam mempraktikkan menyusun dan menganalisis soal tes. Oleh karen a pelatihan ini juga pembinaan maka waktu pelatihan berlangsung selama tiga bulan.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis soal tes meningkat. Hal ini terbukti dari soal tes meningkat. Hal ini terbukti dari soal tes yang mereka buat. Soal yang dibuat guru sudah mempunyai validitas isi yang cukup baik, artinya sampel soal sudah cukup mewakili materi yang telah diajarkan. Selanjutnya, hasil analisis soal tes secara teoritik (analisis konstruk) dari 10 soal yang diambil secara acak hanya ada 18 dari 250 butir soal at au sekitar 7% butir soal yang pokok soalnya masih memerlukan perbaikan. Apabila dilihat dari alternatif jawaban, jumlah butir yang memiliki jawaban kurang memenuhi syarat ada 18 atau sekitar 7%. Setelah dicermati, ternyata tidak ada butir yang memiliki kesalahan ganda maka dapat dikatakan bahwa jumlah butir yang masih memerlukan pembenahan ada 36 butir atau sekitar 14% dari keseluruhan butir. lni berarti bahwa jumlah butir yang memenuhi syarat ada 86% . Jumlah butir yang baik akan menurun manakala dilihat dari analisis secara empirik. Dari 250 butir seal, hanya ada 109 at au sekitar 43,6% yang baik. Kesalahan yang sangat mencolok adalah tingkat kesulitan soal, yakni soal terlalu sulit bagi siswa. Selanjutnya dilihat dari kemampuan menganalisis soal tes, kemampuan peserta juga meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis yang mereka buat. Sewaktu mengerjakan tugas menganalisis soal tes, peserta dibagi menjadi tujuh kelompok. Dari tujuh kelompok, hanya satu kelompok yang belum selesai. Setelah disampel tiga untuk ditampilkan, ternyata semuanya benar. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa cara pelatihan dan pembina an seperti ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis soal tes. Oleh karenanya disarankan agar pelatihan dan pembinaan seperti ini diteruskan dan disebarluaskan agar lebih banyak guru yang mampu menyusun dan menganalisis soallebih baik,
Sesuai dengan permasalahannya, tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru SMP dan menyusun dan menganalisis soal tes, baik soal tes bentuk uraian maupun bentuk objektif Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah pelatihan dan pembinaan. Selain metode ceramah dan diskusi, metode latihan dan pemberian tugas juga digunakan dalam pelatihan ini. Pada waktu-waktu tertentu. Tim pelatih mengunjungi seko1ah tempat peserta pelatihan mengajar. Dengan kunjungan ini Tim pelatih dapat memantau kegiaan peserta dan memberikan bantuan atau bimbingan bila peserta dan memberikan bantuan atau bimbingan bila peserta mengalami kesulitan dalam mempraktikkan menyusun dan menganalisis soal tes. Oleh karen a pelatihan ini juga pembinaan maka waktu pelatihan berlangsung selama tiga bulan.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis soal tes meningkat. Hal ini terbukti dari soal tes meningkat. Hal ini terbukti dari soal tes yang mereka buat. Soal yang dibuat guru sudah mempunyai validitas isi yang cukup baik, artinya sampel soal sudah cukup mewakili materi yang telah diajarkan. Selanjutnya, hasil analisis soal tes secara teoritik (analisis konstruk) dari 10 soal yang diambil secara acak hanya ada 18 dari 250 butir soal at au sekitar 7% butir soal yang pokok soalnya masih memerlukan perbaikan. Apabila dilihat dari alternatif jawaban, jumlah butir yang memiliki jawaban kurang memenuhi syarat ada 18 atau sekitar 7%. Setelah dicermati, ternyata tidak ada butir yang memiliki kesalahan ganda maka dapat dikatakan bahwa jumlah butir yang masih memerlukan pembenahan ada 36 butir atau sekitar 14% dari keseluruhan butir. lni berarti bahwa jumlah butir yang memenuhi syarat ada 86% . Jumlah butir yang baik akan menurun manakala dilihat dari analisis secara empirik. Dari 250 butir seal, hanya ada 109 at au sekitar 43,6% yang baik. Kesalahan yang sangat mencolok adalah tingkat kesulitan soal, yakni soal terlalu sulit bagi siswa. Selanjutnya dilihat dari kemampuan menganalisis soal tes, kemampuan peserta juga meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis yang mereka buat. Sewaktu mengerjakan tugas menganalisis soal tes, peserta dibagi menjadi tujuh kelompok. Dari tujuh kelompok, hanya satu kelompok yang belum selesai. Setelah disampel tiga untuk ditampilkan, ternyata semuanya benar. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa cara pelatihan dan pembina an seperti ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun dan menganalisis soal tes. Oleh karenanya disarankan agar pelatihan dan pembinaan seperti ini diteruskan dan disebarluaskan agar lebih banyak guru yang mampu menyusun dan menganalisis soallebih baik,
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.21831/ino.v1i1.5107
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)